Monday, December 12, 2016

Hemat pangkal Kaya, Koleksi pangkal Hemat

Kali ini saya mau sedikit mengulas tentang sesuatu yang hampir semua orang melakukannya, mengoleksi barang. Ulasan kali ini terinspirasi oleh keadaan saya yang sekarang sedang bingung karena terlalu banyak buku yang harus dibeli. Tujuan saya adalah mengoleksi 1000 buku; sedikit lagi tercapai, hehehe). Saya seorang yang cukup ambisius kalau menyangkut koleksi. Terasa seperti ada yang kurang kalau saya melewatkan satu atau dua buku; dan ini terkadang membuat saya kalap saat berkunjung ke toko buku. Rasanya seperti ingin membawa pulang semua buku yang inginkan pada saat itu juga. Lalu apa hubungannya dengan koleksi? Ya, kali ini saya akan membahas bagaimana cara melakukan hobi ini tanpa ada yang dirugikan, bahkan dapat melatih kita untuk lebih disiplin.


                                                  (Gambaran dari impian saya)

Pertama, saat kondisi seperti diatas muncul, jangan kalap. Tentukan prioritas barang mana yang akan dibeli terlebih dulu. Memang banyak kolektor fanatik seperti saya khawatir jika barang yang akan dibeli keburu terjual. Solusinya, jika sering berbelanja online, perhatikan komentar ataupun diskusi tentang barang koleksi. Perhatikan juga jumlah terjual dari barang yang diinginkan. Semakin banyak komentar, diskusi, atau jumlah terjualnya, segera masukan kedalam daftar prioritas.

Kedua, hemat pangkal kaya. Peribahasa ini juga berlaku untuk para kolektor. Tanpa uang kita tidak dapat membeli barang koleksi. Kalau sudah begini akan sangat susah jika ingin mengoleksi barang, katakanlah novel berseri banyak, hingga lengkap. Sisihkan penghasilan atau uang jajan untuk menabung. Buat rekening khusus dan catatan keuangan. Kedua hal ini akan sangat membantu dalam mengoleksi barang dan melatih kedisiplinan soal uang. Bahkan mungkin saja membangkitkan naluri ekonomi kita, hehehe.


Bagi saya, kedua hal ini sangat bermanfaat bagi para kolektor agar tidak sembarangan dengan dompet mereka. Jangan boros, sekalipun untuk mengoleksi barang. Mungkin dompet bisa bernafas lega karena isinya tidak lagi kekenyangan (baca: penuh). Namun, dompet yang sehat bukan berarti pemiliknya juga sehat; bisa saja ia dibuat sakit karenanya. 

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Sample Text

Social Icons

Pages

Followers

Featured Posts